Kesehatan itu penting, umur panjang itu mungkin baik tetapi tanpa Kehidupan Kekal semuanya itu sia-sia.
Manfaat Touge
Tauge mengandung nilai gizi tinggi, murah, dan mudah didapat. Makanan yang terbentuk melalui proses berkecambah kacang-kacangan ini ternyata bisa mencegah berbagai macam penyakit dan meningkatkan kesuburan.
Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energi dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya. Kacang-kacangan termasuk dalam kelas Leguminosae, yaitu merupakan tanaman dikotiledon (memiliki dua keping biji) yang kaya akan zat gizi sebagai cadangan makanan bagi embrio selama germinasi (proses berkecambah).
Sayangnya, banyak orang masih menganggap bahwa kacang-kacangan adalah "daging" bagi kaum miskin. Padahal, sesungguhnya kacang-kacangan adalah sumber protein yang sangat berharga.
Protein kacang-kacangan umumnya kaya akan lisin, leusin, dan isoleusin, tapi terbatas dalam hal kandungan metionin dan sistin. Hal ini menyebabkan kacang-kacangan sering dikombinasikan dengan serealia. Sebab, serealia kaya akan metionin dan sistin, tapi miskin lisin.
Selain itu, kacang-kacangan juga merupakan sumber lemak, vitamin, mineral, dan serat pangan (dietary fiber). Kadar serat dalam kacang-kacangan mempunyai peran yang sangat penting akhir-akhir ini, yaitu untuk mencegah berbagai penyakit degeneratif.
Selain senyawa-senyawa yang berguna, ternyata kacang-kacangan juga mengandung antigizi. Beberapa senyawa antigizi terpenting yang terdapat dalam kacang-kacangan adalah antitripsin, hemaglutinin atau lektin, oligosakarida, dan asam fitat. Salah satu upaya untuk menginaktifkan zat-zat antigizi tersebut adalah dengan membuat kacang-kacangan berkecambah menjadi tauge.
Membuatnya Mudah
Berkecambah merupakan suatu proses keluarnya bakal tanaman (tunas) dari lembaga. Proses itu disertai dengan terjadinya mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian vegetatif (sumbu pertumbuhan embrio atau lembaga).
Biji kacang hijau, kacang tunggak, atau kedelai yang dikecambahkan umumnya disebut sebagai tauge. Selama proses berkecambah, bahan makanan cadangan diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan, baik untuk tumbuhan maupun manusia.
Proses berkecambah (germinasi) dipengaruhi oleh kondisi dan tempat. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh adalah air, gas, suhu, dan cahaya. Temperatur optimum untuk proses berkecambah adalah 34oC.
Cara pembuatan kecambah atau tauge yang digunakan sebagai sayur adalah sebagai berikut:
Kacang-kacangan direndam dalam air selama satu malam. Kemudian ditebarkan di tempat yang mempunyai lubang-lubang dan diberi daun, kain, atau kertas merang sebagai substrat untuk menjaga kelembaban agar kacang-kacangan tidak busuk.
Setiap hari disiram dengan air sebanyak 4-5 kali. Setelah satu hari germinasi akan dihasilkan kecambah dengan panjang sekitar satu cm. Setelah dua hari akan mencapai empat cm, dan 3-5 hari 5-7 cm.
Mudah Dicerna
Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan berada dalam bentuk tidak aktif (terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan, sehingga meningkatkan daya cerna bagi manusia. Peningkatan zat-zat gizi pada tauge mulai tampak sekitar 24-48 jam saat perkecambahan.
Germinasi meningkatkan daya cerna karena berkecambah merupakan proses katabolis yang menyediakan zat gizi penting untuk pertumbuhan tanaman melalui reaksi hidrolisis dari zat gizi cadangan yang terdapat di dalam biji. Melalui germinasi, nilai daya cerna kacang-kacangan akan meningkat, sehingga waktu pemasakan atau pengolahan pun menjadi lebih singkat.
Pada saat berkecambah terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan.
Karbohidrat sebagai bahan persediaan makanan dirombak oleh enzim alfa-amilase dan beta-amilase yang bekerja saling mengisi. Alfa-amilase memecah pati menjadi dekstrin, sedangkan beta-amilase memecah dekstrin menjadi maltosa. Pada akhirnya, maltosa akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa.
Selama proses berkecambah, kandungan glukosa dan fruktosa meningkat sepuluh kali lipat. Kadar sukrosa meningkat dua kali lipat, tapi galaktosa menghilang. Adanya gkukosa dan fruktosa menyebabkan tauge terasa enak dan manis.
Pemanfaatan Tauge
Tauge dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah maupun dimasak.
Tujuan pemasakan adalah agar zat gizi yang ada pada tauge secara maksimum dapat tersedia dalam bentuk yang lebih sesuai selera; memperbaiki warna, tekstur, cita rasa, dan daya cerna; membunuh mikroorganisme patogen; serta menghilangkan zat-zat berbahaya bagi kesehatan yang mungkin terdapat pada tauge mentah.
Pemasakannya dapat berupa perebusan, pengukusan, atau penumisan. Tauge dapat juga ditumis bersama-sama dengan ikan teri atau tahu, merupakan hidangan lezat sumber vitamin, mineral, dan protein.
Di Indonesia, tauge merupakan komponen penting dari masakan rawon dan soto. Banyak warga asing menganggap soup Indonesia yang paling enak adalah soto. Di Indonesia dikenal berbagai jenis soto, antara lain soto Banten, Jakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Sulung (Surabaya), Bandung, dan kimlo. Yang digunakan dalam soto umumnya tauge kacang hijau maupun tauge kedelai.
Penggunaan tauge yang cukup banyak juga dijumpai pada pembuatan aneka jajanan, seperti pastel, risoles, tahu isi, bala-bala, dan lumpia. Dapat dibayangkan, betapa kecewanya kalau kita makan lumpia tanpa tauge di dalamnya. Tauge juga digunakan sebagai komponen dari gado-gado dan nasi pecel.
Di Bogor, ada makanan khas yang juga menggunakan tauge di dalamnya, yaitu laksa dan tauge goreng. Walaupun namanya tauge goreng, dalam praktiknya tauge hanya direbus sebentar hingga layu bersama-sama dengan mi, kemudian ditiriskan dan diberi bumbu tauco.
Mengingat potensi gizi tauge yang cukup besar tapi daya tahan simpannya sangat rendah, diperlukan upaya penyelamatan untuk memperbesar daya gunanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan tepung kecambah.
Pembuatan tepung kecambah kedelai dapat dilakukan dengan cara mengeringkannya pada suhu 75 derajat C, sampai diperoleh derajat yang tepat. Kecambah kering kemudian dilepas kulitnya, disangrai, digiling, dan diayak menjadi tepung.
Penambahan 10 persen tepung kecambah untuk menggantikan tepung terigu dapat menghasilkan roti yang bernilai gizi lebih baik, dengan warna, bau, dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Selain pada roti, tepung tauge juga dapat ditambahkan pada berbagai jenis jajanan lain.
Meningkatkan Kesuburan, Mencegah Hipertensi
Berdasarkan berat kering, protein tauge kacang hijau meningkat menjadi 119 persen dibandingkan dengan kandungan awal pada biji.
Hal ini disebabkan terjadinya sintesa protein selama germinasi. Tauge kedelai mengandung lebih banyak energi, protein, dan lemak daripada tauge kacang hijau.
Selama proses berkecambah, terjadi hidrolisis protein yang menyebabkan kenaikan kadar asam amino di dalam kecambah.
Terlihat dengan jelas bahwa tauge merupakan sumber asam amino esensial yang sangat potensial serta dengan komposisi yang lebih baik dibandingkan dengan kedelai.
Dibandingkan dengan tauge kacang hijau dan kacang tunggak, tauge kacang kedelai memiliki keunggulan dalam hal energi, protein, lemak, dan vitamin A. Namun, ditinjau dari kandungan kalsium dan fosfor, tauge kacang tunggak lebih unggul. Ketiga jenis tauge tersebut merupakan sumber vitamin C yang cukup bagus, masing-masing mengandung 15 mg per 100 gramnya.
Hingga saat ini tauge dipercaya sebagai bahan pangan untuk meningkatkan kesuburan (antimandul). Kepercayaan tersebut timbul kemungkinan terkait dengan kenyataan bahwa tauge adalah sumber vitamin E (alfa-tokoferol) yang cukup potensial.
Vitamin E merupakan antioksidan yang dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas. Dengan mengonsumsi tauge, ada kemungkinan vitamin E-nya akan melindungi sel-sel telur atau spermatozoa dari berbagai kerusakan akibat serangan radikal bebas.
Serangan radikal bebas pada spermatozoa kemungkinan dapat menyebabkan sel tersebut cacat. Misalnya terjadi abnormalitas pada bagian ekor atau kepala, sehingga mempengaruhi mobilitasnya (daya gerak) dalam mencapai dan membuahi sel telur. Akibatnya, sulit terjadi proses kehamilan. Sebaliknya, serangan radikal bebas pada sel telur wanita juga akan berdampak buruk, sehingga proses pembuahan tidak dapat berlangsung dengan baik.
Penelitian yang dilakukan penulis dan kawan-kawan juga menunjukkan bahwa kecambah kedelai mempunyai khasiat menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Kemampuan tersebut terkait dengan adanya beberapa peptida di dalam tauge yang memiliki sifat sebagai penghambat kerja angiotensin I converting enzyme (ACE).
Adanya ACE inhibitor (penghambat ACE) menyebabkan pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II berlangsung terhambat. Rendahnya konsentrasi angiotensin II inilah yang berkontribusi terhadap pencegahan timbulnya hipertensi. Karena itu, penderita hipertensi atau yang ingin menghindari penyakit tersebut sebaiknya banyak mengonsumsi tauge kedelai.
Menghilangkan Penyebab Kembung Perut
Kembung perut dapat terjadi akibat kita terlalu banyak mengonsumsi kacang-kacangan yang mengandung oligosakarida.
Konsumsi oligosakarida yang berlebih dapat menyebabkan timbulnya gejala flatulensi, yaitu suatu keadaan menumpuknya gas dalam lambung.
Oligosakarida terdiri dari komponen-komponen verbaskosa, stakiosa, dan rafinosa. Oligosakarida dari famili rafinosa tidak dapat dicerna karena mukosa usus mamalia tidak mempunyai enzim pencernanya, yaitu alfa-galaktosidase, sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh.
Bakteri-bakteri yang terdapat dalam saluran pencernaan (terutama pada bagian usus halus) akan memfermentasi rafinosa menghasilkan berbagai macam gas, seperti karbondioksida, hidrogen, dan sejumlah kecil metan. Gas-gas tersebutlah yang menyebabkan flatulensi.
Meskipun tidak bersifat toksik, flatulensi dapat berakibat serius. Peningkatan tekanan gas dalam rektum dapat menyebabkan tanda-tanda patologis, seperti sakit kepala, pusing, penurunan daya konsentrasi, atau sedikit perubahan mental dan odema. Flatulensi juga dapat berakibat pada timbulnya dipepsi dan konstipasi usus serta diare.
Beberapa tindakan seperti perendaman kacang-kacangan dalam air, proses berkecambah, serta fermentasi menjadi berbagai produk olahan, dapat mencegah timbulnya flatulensi yang disebabkan oleh oligosakarida. Melalui perkecambahan, kandungan oligosakarida penyebab flatulen, yaitu rafinosa dan stakhiosa, dapat dikurangi. Dengan demikian, mengonsumsi tauge tidak akan menyebabkan gejala perut kembung.
Melipatgandakan Kadar Vitamin B dan E
Pada umur tertentu dari pertumbuhan kecambah terjadi peningkatan kemampuan untuk mensintesis vitamin.
Pada tumbuhan, vitamin berpartisipasi dalam reaksi-reaksi enzimatik yang sama pada hewan dan manusia. Karena itu, hewan dan manusia tergantung pada tumbuhan sebagai pensuplai vitamin.
Tauge mempunyai vitamin lebih banyak dibandingkan dengan bentuk bijinya. Selama berkecambah, kadar vitamin B meningkat 2,5 sampai 3 kali lipat. Demikian juga dengan vitamin E, mengalami peningkatan dari 24-230 mg per 100 gram biji kering menjadi 117-662 mg per 100 gram kecambah. Vitamin C yang tidak terdapat dalam biji kedelai, mulai terbentuk pada hari pertama berkecambah hingga mencapai 12 mg per 100 gram setelah 48 jam.
Kacang tanah dan kedelai masing-masing mengandung asam folat sebanyak 2,8 dan 2,3 mikrogram per gram. Kacang kedelai dan kacang tanah akan mengalami peningkatan asam folat hingga 72 jam waktu berkecambah, tapi setelah itu menurun.
Kacang hijau akan mengalami peningkatan asam folat sampai umur perkecambahan 36 jam, kemudian menurun. Fungsi asam folat adalah untuk mencegah anemia, diare, serta luka pada lambung dan usus.
Peningkatan vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), piridoksin, biotin juga terjadi selama proses berkecambah. Proses berkecambah juga meningkatkan kandungan vitamin E (tokoferol) secara nyata.
Vitamin E memiliki fungsi antara lain untuk meningkatkan fertilitas (kesuburan). Itulah sebabnya pasangan yang ingin segera memiliki keturunan sangat dianjurkan untuk mengonsumsi kecambah.
Defisiensi vitamin E pada tikus percobaan menunjukkan terjadinya gangguan pada reproduksi, seperti keguguran pada betina hamil dan pembengkakan gonad pada tikus jantan. Fungsi lain dari vitamin E adalah sebagai antioksidan yang sangat penting bagi tubuh, antara lain untuk menghambat proses penuaan. @
Prof. DR. Ir. Made Astawan, MS. Dosen Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB
Sumber: http://www.kompas.com/kesehatan/news/0304/23/003738.htm